Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN)
beberapa tahun silam ramai diperbincangkan. Pasalnya Indonesia merencanakan
membangun PLTN sebagai alternatif pembangkit listrik. Kebanyakan pembangkit
listrik di Indonesia memanfaatkan batu bara atau minyak. Penggunaan nuklir
lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pembangkit listrik yang telah
disebutkan. Sayangnya kejadian kebocoran pembangkit listrik nuklir Jepang
menjadikan timbul pro kontra pembangunan PLTN di
Indonesia. Namun tidak banyak
orang yang mengetahui bagaimana sebenarnya cara kerja pembangkit listrik tenaga
nuklir.
·
Air
yang digunakan biasanya berasal dari air laut. Air tersebut akan dipanaskan di
dalam PLTU sehingga menghasilkan uap.
·
Uap
tersebut akan melewati turbin yang telah terhubung dengan generator. Tekanan
uap yang tinggi memaksa turbin berputar.
·
Gerakan
turbin akan menciptakan listrik di generator, yang nantinya akan disalurkan ke
berbagai tempat.
·
Kelemahan
PLTU adalah penggunaan bahan bakarnya yang kurang ramah lingkungan. Biasanya
bahan bakar memanaskan air adalah batu bara, dan minyak.
Jika
Anda melihat berita mengenai penolakan pembangunan PLTU, Anda tidak perlu
kaget. Karena hasil pembakaran di PLTU akan menghasilkan berbagai zat yang
berbahaya. Adapaun zat yang dihasilkan dalam proses pembakaran PLTU yaitu
karbondioksida (CO2), Nitrogendioksida (Nyx), dan Sulfurdioksida (SO2). Selain
itu, proses pembakaran dalam PLTU juga akan menghasilkan debu yang mengandung
logam berat. Efek dalam jangka panjang yaitu terjadinya proses pencemaan
lingkungan, apalagi kebanyakan PLTU terletak di bibir pantai. Sehingga
pencemaran lingkungan akan mengakibatkan kerusakan habitat biota laut. Selain
itu, efek samping dari PLTU yaitu terjadinya pemanasan global serta terjadinya
hujan asam. Itulah kenapa banyak negara yang telah menggantikan PLTU dengan
PLTN yang dianggap lebih ramah terhadap lingkungan dan lebih hemat. Perbedaan
mendasar antara cara kerja pembangkit listrik tenaga nuklir dengan PLTU adalah
penggunaan nuklir sebagai inti pembakaran.
Seperti
yang dijelaskan sebelumnya, batu bara atau minyak bumi yang digunakan di dalam
PLTU digantikan nuklir. Proses pembelahan nuklir dapat menghasilkan suhu yang
tinggi, sehingga mampu menciptakan uap bertekanan. Air akan selalu dialiri
masuk ke dalam pembangkit listrik sebagai sarana pemindai panas dari nuklir
yang terbelah. Proses pembakaran uranium ini tidak akan melepaskan berbagai zat
berbahaya ke udara seperti halnya batu bara atau minyak bumi. CO2, SO2, dan Nyx
tidak akan dihasilkan dalam proses PLTN tersebut. Itulah cara kerja pembangkit
listrik tenaga nuklir dan alasan kenapa Indonesia juga ingin membangun PLTN
yang hemat dan ramah lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar